Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Karena, Uang Panai

Barangkali kau sudah melihat Rasa yang dikumandangkan seorang wanita Barangkali kau sudah mendengar Deskripsi kebahagiaan yang melanda wanita Kala pemuda mengajak nya mengarungi rumah tangga Aku pun demikian. Betapa mimpiku melambung jauh Ingin ku pula merasakannya Tapi, aku cukup tau diri. Perihal kau yang belum mampu Katanya, uang panai tak semudah itu Sungguh, aku tak mempersoalkan Katanya lagi, mungkin kamu tidak Tapi dengan keluargamu ? Yah, mimpiku lagi-lagi harus ku kubur Perihal adat yang mengharuskanmu berjuang Soal istiadat yang menguji sebesar apa cintamu Lantas, tetap ijinkan aku Menyelipkan namamu di doa ku Agar semoga kita tak lagi jadi khayalan

Di Ujung Labirin

Kau bisa saja lelah, mengutuk nyalimu Menyalahkan takdirmu sesuka hati Mendramatisasi kisahmu yang tetap sama Titik yang kian tak bergerak Namun, berani lah mencoba. Barangkali, kau akan kembali Untuk ke titik yang sama, Pola yang berbeda. Tapi, jalani saja. Jangan berhenti. Selama jiwa dan tubuhmu saling terkait Tetap cari jalan keluar dari labirin hidup mu sendiri Sebab ujung kebahagiaanmu tak pernah dapat kau tahu Kecuali kau sendiri yang melakukan prosesnya Bak seperti musim yang kau hadapi Kemarau dan musim hujan.. Barangkali yang kau tahu, Kau hanya akan bertemu kemarau di juni Namun, takdir menjawab lain. Hujan malah menyapamu di bulan Juni Demikian, seperti itulah kisah. Apa yang kau ingin belum tentu apa yang terjadi Apa yang kau takutkan belum tentu itu mengerikan. Semua hanya tentang bagaimana kau menyikapinya.