Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

LAPAR.. MAKAN

Bagaimana bisa berpikir realistis ? Jika imajinasi dalam fatamorgana hanya makan Bagaimana dapat melakukan sesuatu ? Jika kekuatan memerlukan energi dari mulut. Lapar.. Makan.. Lapar.. Makan Hanya itu yang dapat terpikirkan Ketika perut semakin mengempis Saat penghuninya berteriak seirama Mengumandangkan derita yang dialaminya Ingin menyelamatkan semuanya Tapi terlalu bohong untuk terwujud Saat peralatan menjadi tanda tanya besar Dimana mereka ? Dimana peralatan itu ? Peralatan itu ikut bercerita dalam kelam Mereka sedihterkunci dalam ruang kosong Berada pada deretan tak berpenghuni Lapar.. Makan.. Lapar makan Dua kata itu membuat sesak Pada ruang yang jiwa sebut itu kamar Pada kamar yang sunyi dan senyap Hanya sekali alunan gemercik air Yang seakan memberikan tanda duka Pada perut yang terus saja mengempis