Memilikimu
Sepi menyelisik, diantara harapan yang kian gaib
Duka mencecar, seiring resah kian mencuat
Aku, bersama semu yang kian pasti
Bergenggaman dengan harapan tiada berujung
Terus meminta, tanpa bisa untuk memberi
Terus meyakini, meski sia-sia menjadi sebuah akhir
Aku, bersama ingin yang mencoba dipaksakan.
Namun lagi-lagi,
Ketidakberdayaan melumpuhkan sekali kejap
Ketika satu hal tak dapat tuk ku raih.
Sungguh memilikimu,
Kemustahilan yang hakiki.
(Pangkajene, 13 Mei 2021, pukul : 18.50 Wita)
Komentar
Posting Komentar