Postingan

Memilikimu

  Sepi menyelisik, diantara harapan yang kian gaib Duka mencecar,  seiring resah kian mencuat Aku, bersama semu yang kian pasti Bergenggaman dengan harapan tiada berujung Terus meminta, tanpa bisa untuk memberi Terus meyakini, meski sia-sia menjadi sebuah akhir Aku, bersama ingin yang mencoba dipaksakan. Namun lagi-lagi, Ketidakberdayaan melumpuhkan sekali kejap Ketika satu hal tak dapat tuk ku raih. Sungguh memilikimu, Kemustahilan yang hakiki. (Pangkajene, 13 Mei 2021, pukul : 18.50 Wita)

Mungkin, Aku rindu

 hari ku lantas tak lagi serupa pagiku lantas tak lagi seirama soreku lantas tak lagi senada malamku lantas tak lagi sama berubah, tanpa bisa ku sudahi mungkin, aku rindu Pertengkaran kecil yang mendebarkan Tegur sapa yang menyenangkan Tatapan yang meneduhkan Dan sandaran yang memberikan kenyamanan Tiga hariku lantas berbeda saat senyummu tlah berjarak saat candamu tak lagi terlihat Saat dirimu tak lagi nampak mungkin, aku rindu ( Pangkajene, Kamis 25 Maret 2021, pukul : 19.46 Wita)

Asing; Kita Bertemu

 Kita, asing yang diizinkan semesta untuk bertemu Kita, asing yang dipercayakan takdir untuk berjumpa Saling melihat, meski tak bernostalgia Saling menyapa, meski tak bercengkrama Aku, rasa  yang kian sejati Aku, rindu yang kian abadi Tak pernah usang meski mendekati mati Tak pernah berhenti meski lelah menjadi pasti Menginginkanmu, masih menjadi anganku Memilikimu, masih menjadi doaku Meski nyata sekali lagi menendangku Meski realita sekali lagi menyadarkanku Kita, asing yang tak bisa menyatu Sekali lagi, biarkan aku menyimpanmu Diantara kenangan dalam memoriku Sekali lagi, biarkan aku mengabadikanmu Diantara rasa yang belum juga meninggalkanmu Aku, yang tak akan bisa mewujudkanmu (Labakkang, 13 Maret 2021. Pukul : 16.43 Wita)

Aku, dan Sedih Berkepanjangan

 Sebuah rasa yang tak mampu ku kumandangkan Menjadi resah yang kian melambungkan Jatuh, sedalam dalamnya luka yang tak lagi ku pikirkan Aku, sedih berkepanjangan Yang tak lagi tahu apa itu menyenangkan Yang tak lagi punya daya untuk sekedar menginginkan Meski kerap kali hasrat untuk mendambakan Tapi, tak ada lagi semangat untuk mendapatkan Tidak, bukan hasil yang ku khawatirkan Namun, langkah yang semakin ku takutkan Akhir yang tak dapat ku bayangkan Aku, Sang luka yang tak berkesudahan (Pangkajene, 24 Februari 2021. Pukul : 08.30 Wita)

RINDU

Malamku surai,  Saat pikiranku digerogoti dengan andai Saat relungku digelayuti akan nanti Yang tidak pernah bisa jadi abadi Pikirku bernostalgia Berjalan pada kenangan yang enggan pergi Terus saja menyelimuti Meniti rindu yang tak mungkin akan usang Lantas, temu seperti apa yang harus diulas Agar rindu menjadi kian pantas Untuk tidak lagi menjadi beringas Mengakhiri resah yang kerap kali membias Merindu, lemah yang tidak berujung Terus tumbuh mengakar,  Lantas akhirnya akan mencakar Memporakporandakan hati yang begitu rapuh Mampu meledak dalam detik Tanpa bisa ada yang memahami Karena kamu, RINDU (Pangkep, 28 November 2020, pukul 21.52 wita)

Tak Mampu Ku Ulang

Deru angin, samar lagi ku dengar Riasan cahaya dari sang matahari Samar lagi terlihat Mungkin aku sudah lupa, Setiap keindahan yang pernah ku lalui dahulu Setiap keajaiban yang harusnya ku syukuri Kini, aku tak lagi di sana... Aku bergerak, di katakan maju tapi mustahil Mungkin aku bergerak mundur? Namun ingatanku seolah tak pernah di saat ini. Sungguh, jika saja aku dahulu bisa menyaksikan Melihat detail kisah yang akan terjadi saat ini. Mungkin, di titik bifurkasi dahulu Aku enggan melalui proses ini Proses menyedihkan, yang air matapun sudah enggan Untuk berderai sia-sia. Aku ingin kembali, namun apa yang terjadi dahulu Tak mampu lagi ku ulang Aku ingin mengulang proses kisahku kali ini, Namun takdir yang tertera dahulu Tak lagi mampu ku ulang. Ah, andai sajaa.... Kini satu yang ku tahu pasti, Apa yang sudah aku lewati Semoga saja bukan jalan berputar, Kisah yang harus ku lalui berulang kali. (Pangkep, 12 Mei 2020. Pukul 18.56 Wita)

Silahkan! Aku pasrah

Aku sepi yang menggeliat Tiada ujung, berputar terus menerus Berjalan tanpa menahu arah Kaki melangkah pelan, hati tertinggal Batin menderu.. Klise masa lalu mencuat perlahan Menyiratkan potongan memori yang perlahan redup Ku kira aku pernah bahagia, dahulu. Saat ini, Apalagi yang ku harap, sementara harapan sudah terkubur Lenyap digerogoti takdir yang datang bersamaan Tanpa ada rasa malu tuk mencekik.. Aku pasrah, itu saja. Kalaupun Sang Pemilik jiwa memanggilku sekarang, silahkan. Karena aku, tak lagi punya apa-apa. (Pangkep, 31 Desember 2019, pukul : 16.08 Wita)